Ototekno

Pertumbuhan 9 persen di Sektor Media Luar Griya Indonesia Berkat Inovasi Digital


Industri Media Luar Griya (MLG) atau Out-of-Home (OOH) di Indonesia mengalami pertumbuhan dinamis, terutama seiring dengan pemulihan aktivitas masyarakat pasca-pandemi. Menurut data terbaru dari Statista pada Maret 2024, pasar MLG di Asia Tenggara diperkirakan mencapai belanja iklan sebesar USD 1,62 miliar atau sekitar Rp26 triliun pada tahun ini. 

Indonesia, dengan strategi digital yang inovatif, telah berhasil mengubah lanskap industri periklanan luar griya, menjadikannya sebagai salah satu pasar yang berkembang paling cepat di kawasan tersebut.

CEO Alternative Media Group (AMG), Davy Makimian, menekankan bahwa MLG merupakan medium efektif one-to-many yang menguntungkan pengiklan lebih dari media one-to-one seperti media digital. 

“Kombinasi antara platform digital dengan MLG membawa dampak amplifikasi yang kuat bagi kampanye pemasaran,” ungkap Davy dalam siaran persnya, Senin (6/5/2024). 

AMG sendiri telah mengintegrasikan teknologi digital, periklanan berbasis lokasi, dan media sosial dalam strategi omnichannel untuk maksimalisasi hasil.

Lebih lanjut, Davy mengungkapkan bahwa iklan MLG kini lebih interaktif berkat penggunaan teknologi dan perangkat digital yang meningkat. “Tren ini akan berlanjut dengan adanya konten yang lebih dinamis dan menarik yang mendorong partisipasi audiens,” jelasnya.

Pentingnya mengukur keefektifan kampanye MLG juga menjadi fokus, menurut Agung Prihambodo, Marketing Director AMG. “Standarisasi pengukuran kampanye MLG sangat dibutuhkan untuk transparansi dan akuntabilitas,” ucap Agung. 

Ketua Umum Asosiasi Media Luar Griya Indonesia, Fabianus Bernadi, menambahkan bahwa konsensus di antara para pemangku kepentingan adalah kunci untuk mencapai objektivitas pengukuran.

Di sisi regulasi, dukungan pemerintah melalui kebijakan pajak dan insentif menjadi vital. Eddy Supriadhi, Kepala Sub Bidang Pengendalian Pajak I Badan Pendapatan Daerah Provinsi DKI Jakarta, menyoroti pentingnya insentif pemerintah dalam mendukung industri reklame. 

“Pengenaan tarif pajak yang tidak berubah sejak 2013 dan penyesuaian Nilai Sewa Reklame (NSR) di tahun 2022 menuntut adanya insentif bagi pelaku usaha,” kata Eddy.

Dengan inisiatif dan dukungan yang berkelanjutan, industri MLG di Indonesia berpotensi besar untuk terus berkembang dan berkontribusi positif terhadap perekonomian nasional.

Back to top button