Ototekno

Mengenal Starlink di Indonesia: Biaya, Kecepatan, dan Manfaat Internet Satelit


Layanan internet berbasis satelit orbit rendah, Starlink, kini resmi diperjualbelikan secara ritel di Indonesia. 

Perusahaan milik Elon Musk ini telah mengantongi uji laik operasi dari Kementerian Komunikasi dan Informatika pada April 2024, menandai dimulainya era baru konektivitas internet di Tanah Air.

Peluncuran Perdana di Ibu Kota Nusantara

Uji coba resmi layanan Starlink dilakukan di Ibu Kota Nusantara (IKN) dengan dukungan peralatan dari Tony Blair Institute. Pemasangan perangkat dimulai sejak Jumat (17/5/2024). Pada Minggu (19/5/2024), layanan ini diresmikan di salah satu puskesmas di Denpasar, Bali, dihadiri oleh Elon Musk, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, serta Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi.

Peluncuran Starlink mendapat respons heboh dari warganet, dengan Elon Musk sebagai magnet utama pemberitaan. 

Layanan internet Starlink menawarkan kecepatan di atas 50 megabit per detik (Mbps), membutuhkan antena parabola dan router yang dapat menyesuaikan penangkapan sinyal satelit dari berbagai lokasi.

Untuk mengakses layanan ini, pengguna perlu mendaftar melalui laman Starlink, memasukkan alamat, dan mengikuti proses pembayaran. 

Paket peralatan yang diperlukan mencakup antena parabola, router, dan perlengkapan pemasangan dengan biaya satu kali serta biaya layanan bulanan.

Pilihan Produk dan Harga

Starlink menawarkan beberapa paket layanan internet mulai dari paket personal hingga bisnis.

Untuk layanan personal, terdapat tiga jenis paket yang ditawarkan yakni Residensial, Jelajah, dan Kapal.

Paket Residensial menjadi paket yang relatif terjangkau dengan tawaran seharga Rp750 ribu perbulan.

Paket itu disebut cocok untuk pelanggan yang menetap di perumahan dan butuh internet berkecepatan tinggi tanpa batasan.

Paket Jelajah ditawarkan mulai dari Rp990 ribu per bulan. Paket ini dirancang untuk pelanggan yang gemar melakukan perjalanan darat seperti berkeliling menggunakan campervan, hidup berpindah-pindah atau seseorang yang kerap bertugas dia area pedalaman.

Dalam paket Jelajah tersedia pula paket mobile prioritas yang ditawarkan seharga Rp4.345.000 perbulan. Harga itu untuk akses data internet sebesar 50 GB dan dipasangkan dengan VSAT seharga Rp43.721.590.

Terakhir ada paket Kapal yang ditawarkan Rp4.345.000 per bulan untuk akses data internet sebesar 50 GB. Paket ini telah mencakup layanan global, penggunaan untuk berpergian dan berlayar, serta mendapat prioritas jaringan.

Tersedia juga paket seharga Rp17.160.000 per bulan untuk paket internet sebesar 1 TB dan paket seharga Rp86.130.000 per bulan.

Tantangan Awal

Salah satu pengguna awal, @drayanaindra, melalui akun X, berbagi pengalaman menggunakan Starlink dengan kecepatan puncak 300-400 Mbps. Meski demikian, dia mengakui harga layanan ini lebih tinggi dibandingkan internet fiber optik yang tersedia di daerah perkotaan.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI), Marwan O Baasir, menyebut bahwa keberadaan Starlink akan membantu operator telekomunikasi seluler memperluas layanan ke area terpencil, meski juga menjadi pesaing di pasar ritel.

Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jaringan Telekomunikasi (Apjatel), Jerry Mangasas Swandy, menyoroti tantangan yang dihadapi Starlink dalam menyesuaikan dengan regulasi lokal dan risiko predatory pricing. 

Ia menekankan pentingnya Starlink diarahkan ke daerah terpencil untuk menghindari disrupsi terhadap layanan internet yang sudah ada di perkotaan.

Menurut survei APJII 2024, mayoritas pengguna internet di Indonesia lebih memilih layanan FTTH dengan harga terjangkau. 

Oleh karena itu, penerimaan layanan Starlink di pasar akan sangat tergantung pada penilaian masyarakat terhadap nilai investasi dan manfaat yang ditawarkan.

Para pakar menekankan perlunya kolaborasi antara Starlink dan industri telekomunikasi lokal untuk memastikan semua pihak diuntungkan. Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi menegaskan bahwa Starlink bukan ancaman bagi penyedia jasa internet lokal, selama mereka mematuhi regulasi yang ada.

Dengan peluncuran Starlink, diharapkan masyarakat di daerah terpencil dapat menikmati akses informasi dan jaringan internet yang lebih baik, setara dengan penduduk di kota besar. Namun, keberhasilan penetrasi pasar ritel Starlink akan sangat bergantung pada bagaimana mereka menavigasi tantangan regulasi dan persaingan di pasar Indonesia.

Back to top button