News

Warga Marah Yordania Cegat Serangan Iran, Putri Salma Dituduh Ikut Hancurkan Rudal


Warga Yordania menyatakan kemarahannya atas partisipasi negara mereka dalam menghentikan serangan rudal dan pesawat tak berawak Iran terhadap Israel. Hingga saat ini protes terhadap perang Israel di Gaza masih berlanjut di ibu kota Yordania, Amman.

Angkatan udara Yordania dan militer AS menembak jatuh drone serta rudal Iran dan mencegahnya menuju Israel. Sisa-sisa rudal jelajah Iran berjatuhan di seluruh negeri, dengan satu pecahan yang sebagian besar masih utuh mendarat di daerah pemukiman di Amman.

Serangan Iran pada hari Minggu (14/4/2024) merupakan pembalasan atas serangan Israel pada 1 April di konsulatnya di Damaskus, yang menewaskan beberapa pejabat tinggi militer. Sebagian besar rudal ditembak jatuh sebelum terjadi benturan, dan beberapa di antaranya menyerang pangkalan militer di Israel selatan.

Iran melancarkan serangan besar-besaran terhadap Israel menembakkan lebih dari 300 drone dan rudal ke negara tersebut. Militer Israel menyebut serangan itu dilakukan dengan sekitar 170 drone, 30 rudal jelajah, dan 120 rudal balistik.

Setelah meluncurkan rudal, para pejabat Iran mengatakan bahwa mereka menganggap masalah tersebut telah “selesai” dan mendesak Israel untuk tidak melakukan eskalasi lebih jauh.

Ganggu Kesucian Udara Yordania

Mengutip The Arab News (TNA), Pemerintah Yordania mengeluarkan pernyataan yang mengonfirmasi bahwa mereka telah menangani “beberapa benda terbang” yang memasuki wilayah udara negara tersebut. Pernyataan itu menambahkan bahwa angkatan bersenjata Yordania akan menghadapi segala sesuatu yang dapat membahayakan keamanan dan keselamatan negara, warga negaranya, dan kesucian wilayah udara serta tanahnya terhadap bahaya atau pelanggaran yang dilakukan oleh pihak mana pun.

Peran Yordania dalam menjatuhkan proyektil Iran memicu kemarahan warga Yordania, sebagian besar menentang perang Israel di Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 33.000 warga Palestina sejak 7 Oktober. Banyak warga Yordania menggunakan media sosial untuk mengungkapkan kemarahan mereka.

“Raja Abdullah II melindungi Israel dari drone Iran, semuanya baik-baik saja. Tapi dia tidak bisa melindungi Tepi Barat,” kata Walid al-Jama’iye, seorang pengguna media sosial X.

Sementara pengguna media sosial Israel memuji Raja Abdullah dari Yordania atas tindakan negaranya yang menembak jatuh drone Iran dan mengatakan bahwa dia adalah sekutu yang lebih baik bagi Israel daripada AS.

Setelah bantuan Yordania dalam menembak jatuh rudal Iran, media Israel melaporkan bahwa pemerintah Israel diperkirakan akan memperpanjang perjanjian bantuan air dengan Yordania untuk satu tahun lagi, yang merupakan permintaan Yordania sebelumnya.

“Pemerintah Yordania berulang kali mengatakan bahwa mereka akan melakukan yang terbaik untuk menghadapi semua rudal yang melewati wilayah udaranya. Pertanyaannya adalah, apakah Yordania akan menghadapi pesawat atau rudal militer Israel jika mereka menyerang Iran?” Ahmad Awad, pendiri dan direktur Pusat Studi Ekonomi dan Informatika Phenix, mengatakan kepada TNA.

Awad mengatakan ada kemarahan yang meluas atas tindakan Yordania untuk mencegah rudal Iran mencapai Israel, namun masyarakat ragu-ragu untuk mengkritik tindakan pemerintah tersebut di depan umum. “Jelas bahwa posisi negara-negara Barat memiliki bias yang tidak adil dan buta dalam membela rezim apartheid Israel. Mereka tidak memperhatikan kepentingan rakyat di Yordania dan Palestina,” tambah Awad.

Pemerintah Yordania telah menyerukan diakhirinya perang Israel di Gaza, mengusir duta besarnya dari Amman dan mendukung kasus Afrika Selatan yang menuduh Israel melakukan genosida. Meski begitu, warga Yordania menyerukan tindakan yang lebih tegas dari pemerintah.

Ribuan warga Yordania telah melakukan protes di depan kedutaan Israel di Amman sejak 26 Maret, menyerukan Yordania untuk melanggar perjanjian damai tahun 1994 dengan negara tersebut. Pihak berwenang Yordania telah menanggapi protes tersebut dengan penangkapan, menahan lebih dari 200 orang selama tiga minggu terakhir. Organisasi hak asasi manusia telah meminta pemerintah untuk membiarkan protes damai terus berlanjut tanpa gangguan.

Apakah Putri Salma Ikut Jatuhkan Drone Iran?

Putri Salma binti Abdullah dari Yordania telah menjadi pusat kontroversi setelah rumor beredar menyebutkan dia bertanggung jawab menembak jatuh pesawat tak berawak Iran yang menargetkan Israel.

post-cover
Putri Salma dituduh menjadi bagian dari operasi penembakan drone Iran yang menargetkan Israel (Foto: Royal Hashemite Court/@rhcjo)

Postingan media sosial dengan cepat muncul mengatakan Putri Salma terlibat dalam penembakan jatuh drone yang memasuki wilayah udara Yordania. Sang putri, yang merupakan pilot Angkatan Udara Kerajaan Yordania, dikabarkan muncul di sejumlah foto yang diduga menunjukkan dirinya ikut serta dalam operasi tersebut.

“Putri Salma dari Yordania menembak jatuh enam drone Iran tadi malam,” salah satu postingan tersebut berbunyi, yang menarik banyak perhatian di platform media sosial. Misbar, platform pengecekan fakta dan verifikasi independen berbahasa Arab pada hari Senin (15/4/2024) mengkonfirmasi bahwa rumor tersebut tidak benar.

Platform tersebut menemukan bahwa tidak ada informasi yang dapat dipercaya yang menunjukkan bahwa sang Putri ikut serta dalam operasi tersebut dan bahwa foto yang digunakan dalam postingan media sosial tersebut berasal dari artikel yang diterbitkan di majalah Emirates Woman pada 15 Desember 2023.

Gambar tersebut merupakan bagian dari majalah yang bertajuk ‘Putri Salma dari Yordania memimpin inisiatif angkatan udara untuk mengirimkan pasokan medis ke Gaza’. Gambar itu menunjukkan dia berseragam berdiri di depan sebuah pesawat. Foto lain yang digunakan bersamaan dengan rumor tersebut dipublikasikan oleh akun resmi Royal Hashemite Court di Instagram pada 26 September 2022 untuk menandai ulang tahunnya.

Back to top button