News

Akademisi UMI Makassar Soroti Penerapan Kecerdasan Buatan dan Biaya Pendidikan yang Masih Tinggi


Penggunaan Artificial Intelligence atau kecerdasan buatan (AI) dalam pendidikan telah mencapai titik kritis yang memerlukan perhatian serius terkait regulasi. Akademisi sekaligus pengamat pendidikan dari Fakultas Sastra Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar Dr Hadawiah Hatita, menekankan bahwa tanpa regulasi yang tepat, AI berpotensi mengarahkan cara berpikir yang kurang autentik di kalangan generasi saat ini.

Menurut Hadawiah, kemudahan yang ditawarkan oleh AI dalam pekerjaan sehari-hari dapat mengurangi kemampuan generasi muda untuk mengembangkan konsep dan berpikir secara mandiri. 

“Kondisi ini karena AI memudahkan generasi saat ini dalam pekerjaannya yang akhirnya dapat mengakibatkan ketidakmampuan untuk membuat konsep secara utuh melalui struktur berpikirnya,” ujarnya seperti dikutip dari Antara, Jumat (3/5/2024).

Dalam konteks perguruan tinggi, Hadawiah mengungkapkan bahwa penggunaan AI dapat menjadi ancaman terhadap integritas akademis, khususnya dalam pembuatan jurnal ilmiah. Oleh karena itu, ia menyerukan perlunya regulasi yang ketat untuk menghindari dampak negatif tersebut.

Selain masalah AI, Hadawiah juga menyoroti masalah biaya pendidikan yang masih sangat tinggi di Indonesia, yang membuat akses terhadap pendidikan tinggi menjadi terbatas bagi kalangan ekonomi lemah. 

“Biaya pendidikan harusnya lebih murah untuk memudahkan generasi mengakses pendidikan tinggi,” katanya, menambahkan bahwa idealnya, seperti di beberapa negara tetangga, biaya pendidikan seharusnya ditanggung oleh negara.

Tantangan lain yang dihadapi sektor pendidikan adalah ketimpangan distribusi guru antara kota dan daerah pelosok atau pesisir, di mana masih terjadi kekurangan yang signifikan. Hadawiah menekankan bahwa pemerataan guru yang lebih baik adalah esensial untuk memastikan bahwa setiap anak di Indonesia memiliki akses ke pendidikan berkualitas.

“Semua permasalahan itu menjadi tantangan untuk pemerintah ke depan, agar dapat membenahi demi kemajuan pendidikan yang nota bene berdampak pada generasi pelanjut,” tutup Hadawiah. Ini menggarisbawahi urgensi untuk reformasi menyeluruh dalam sistem pendidikan Indonesia untuk mempersiapkan generasi masa depan yang lebih berdaya.

Back to top button