News

Sebut Polusi Udara Akibat Jakarta Lama Tak Diurus, Hasto Serang Anies?

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyinggung soal buruknya kualitas udara Jakarta, menariknya pernyataan Hasto seakan menyindir mantan Gubernur DKI Jakarta, sekaligus bacapres Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan.

Mulanya Hasto memberikan sambutan dalam acara pemberian rekor MURI terkait pengobatan gratis di Ciawi, Bogor, Selasa (15/8/2023). Ia yang hadir mengenakan masker, mengaku sedikit flu karena buruknya kualitas udara Jakarta.

Mungkin anda suka

“Suatu kehormatan bagi saya datang ke sini. Mohon maaf di Jakarta udaranya penuh debu. Karena kalau kita lihat pencemarannya luar biasa sehingga ini agak flu. Maka saya menggunakan masker,” ujar Hasto.

Sembari melepas maskernya, Hasto meminta para hadirin memaklumi buruknya kualitas udara Jakarta. Menurut Hasto kondisi saat ini disebabkan Jakarta tidak diurus dengan baik oleh Gubernur sebelumnya. Ia juga turut memuji kualitas udara Bogor yang bersih.

“Maklum Jakarta lama nggak diurus Ibu Kota-nya. Untung sekarang ada Pak Heru, merupakan Pj Gubernur sebagai sosok yang bekerja keras dan melanjutkan suatu ide, mimpi, imajinasi, dari Pak Jokowi, tentang ibu kota negara yang seharusnya bebas dari polusi,” sebutnya.

Sekadar informasi, Anies Bawedan memenangkan Pilkada DKI Jakarta 2017 secara telak dan terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta. Ia menuntaskan masa kepemimpinannya di ibu kota selama lima tahun, hingga digantikan oleh Pj Gubernur Heru Budi Hartono pada Oktober 2022.

Pandangan berbeda disampaikan oleh anggota Komisi IV DPR RI Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Andi Akmal Pasluddin. Ia menilai buruknya kualitas udara Jakarta disebabkan kehadiran 16 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), menyebabkan makin parahnya kualitas udara khususnya di Jakarta. “Penyebab utama betul 16 PLTU dan pabrik-pabrik yang ada di sekitar Jabodetabek,” jelas Andi kepada Inilah.com saat dihubungi di Jakarta, Selasa (15/8/2023).

Senada, Ketua Kampanye Walhi DKI Jakarta, Muhammad Aminullah berpandangan polusi dari sektor industri lebih berkontribusi terhadap tercemarnya kualitas udara Jakarta.

“Kami melihat sebabnya karena kepentingan ekonomi dan politik… Intinya pemerintah tidak seberani itu untuk memperketat aturan lingkungan ke perusahaan, akhirnya yang jadi korban masyarakat,” kata dia di Jakarta, Minggu (13/8/2023).

Diketahui, kualitas udara di DKI Jakarta sudah di angka 156 dengan keterangan tidak sehat, berdasarkan data Global Energy Monitor, terdapat 16 PLTU berbasis batu bara yang berada tak jauh dari Jakarta.

Data tersebut diperinci Global Energy Monitor yakni sebanyak 10 PLTU berlokasi di Banten, sedangkan enam PLTU di Jawa Barat. Untuk Jawa Barat, diantaranya PLTU Cikarang Babelan di Kabupaten Bekasi yang berjalan 25,87 km dari Monas Jakarta Pusat.

Sedangkan yang di Banten seperti PLTU Banten Suralaya memiliki kapasitas terbesar hingga 4.025 megawatt (mw). Jarak PLTU yang berada di Kota Cilegon, Banten tersebut hingga ke Jakarta sekitar 93,67 km.

Back to top button