News

KKIR Kian Gemuk, Kubu Ganjar Tak Gentar dan Pede Menangkan Pilpres

Ketua Majelis Pertimbangan PPP Muhammad Romahurmuziy, menilai bahwa bergabungnya PAN dan Partai Golkar dalam Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) seperti mengulang Pilpres 2019, di mana saat itu kubu Prabowo Subianto didukung oleh enam partai, termasuk PPP, dan kubu Joko Widodo (Jokowi) hanya memiliki empat partai serta posisinya yang tidak berada dalam pusat kekuasaan nasional.

“Tetapi Alhamdulillah qodarullah Pak Jokowi terpilih (sebagai presiden),” kata politikus yang akrab disapa Romy, saat ditemui awak media di di rumah aspirasi relawan Ganjar Pranowo Presiden 2024, Jakarta Pusat, Minggu (13/8/2023).

Untuk itu, Romy menyebut bahwa PPP dan PDIP tidak gentar dengan berlabuhnya dua partai tersebut ke kubu Prabowo. Karena menurutnya, hal serupa sudah pernah terjadi pada pemilu sebelumnya. “Karena itu kami masih meyakini bahwa Mas Ganjar memiliki peluang yang lebih dari cukup untuk mendulang dukungan,” jelas Romy.

Apalagi, pada 5 September mendatang Ganjar sudah tidak lagi menjabat sebagai Gubernur. Menurut Romy ini menjadi peluang bagi politikus berambut putih itu untuk turun langsung ke tengah masyarakat tanpa ada batasan jabatan dan waktu. “Sehingga memang kami meyakini akan ada rebound dukungan atas safari yang beliau lakukan,” ungkap Romy.

Selanjutnya, mengingat Indonesia sebagai negara demokrasi dimana tidak ada pihak oposisi, maka Romy menilai bahwa setiap pemenang pemilu tidak memiliki kesulitan yang berarti dalam mendapatkan dukungan di parlemen.

Hal ini terbukti dari pemenang pilpres sebelumnya, yang mana, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Jokowi mampu mendapatkan dukungan dari mayoritas partai politik di parlemen. “Karena pada dasarnya semua partai politik memiliki peluang untuk dirangkul pada saatnya nanti Mas Ganjar menang,” ucapnya.

Back to top button